Rabu, 11 November 2009

untuk mhsw MU


Semester Tujuh, Tentukan Masa Depan!
Oleh: Sri Wahyuni, M.Ag., M.Hum.

“Yang masuk hanya sedikit…pulang saja ya bu….” ujar seorang mahasiswi. Maklum semester tujuh, mereka baru saja selesai program KKN; dan harus cepat menyelesaikan laporan programnya. Jadi, banyak yang belum bisa masuk di minggu pertama kuliah.
Semester tujuh, merupakan semester terakhir dan semester tertinggi untuk duduk di bangku kuliah. Karena di semester tujuh ini, materi perkuliahan alias paket SKS sudah habis. Selanjutnya, tinggal kreativitas mereka untuk menyelesaikan studi.
”Mau lulus cepat atau lambat; semua itu adalah pilihan. Semua keputusan baik, tapi semua ada konsekuensinya”, ujarku saat masuk hari pertama di semester tujuh kelas mu’amalah ini. ”Semester tujuh adalah masa pertobatan”. Kalau pada semester satu dua masih rajin-rajin karena mahasiswa baru; di semester tiga, empat, lima sampai enam biasanya lebih longgar (sudah terjangkit virus malas); atau ada yang sibuk dalam organisasi kemahasiswaan; maka di semester tujuh ini, saatnya mahasiswa mengambil keputusan. Apakah mau lulus cepat atau lambat. Mau mengejar cepat skipsi atau mencari jaringan kerja. Semua adalah pilihan.
Pada akhir bulan Agustus kemarin, banyak munaqasah dadakan. Banyak mahasiswa yang hampir DO, yang melaksanakan ujian skrirsi. Di antara mereka terdapat dua tipe; yang lulus ala kadarnya, dengan skripsi yang sederhana dan nilai pas-pasan; dan yang lulus dengan suatu idealisme, dan skripsi yang sangat bagus. Yang terakhir ini adalah mahasiswa aktivis. Mereka memiliki wacana yang bagus, wawasan yang luas, dan pengalaman aktivisme yang memadai, bahkan sudah memperoleh jaringan kerja yang relatif bagus. Mereka lulus lama karena aktivisme yang idealis tersebut. Sementara ada mahasiswa yang lulus dengan terpaksa dan ala kadarnya....
Lulus cepat atau lama tidak ada yang salah di antara keduanya. Yang penting adalah kesiapan untuk lulus dan memasuki dunia kerja. Lulus cepat tanpa pengalaman akan menimbulkan kesulitan tersendiri. Tetapi, lulus lama juga juga harus menambah uang kuliah dan biaya hidup. Semua keputusan, diikuti dengan konsekuensi yang harus ditanggung.
Banyak mahasiswa yang dapat digolongkan kepada tipe study oreinted, yang hanya belajar dan belajar; dapat nilai bagus dan lulus cepat dengan nilai bagus. Di sisi lain, ada mahasiswa aktivis yang banyak wacana, banyak pengalaman, dan banyak relasi. Jika dua meanstream ini dipadukan, akan menjadi ideal. Mahaiswa aktivis, nilai bagusa dan lulus cepat serta siap untuk masuk dunia kerja.
”Kalau bisa lulus cepat, dan siap masuk dunia kerja...mengapa harus diperlama....” ini adalah ideal yang mungkin ingin dicapai semua orang; Seharusnya keputusan seperti ini diambil sejak dini di semester satu. Tapi, tidak ada kata terlambat; dan semester tujuh adalah masa untuk mulai merenungkan dan merancang masa depan.

2 komentar:

  1. emang dalam hidup ini adalah sebuah pilihan..semuanya tergantung pada yang menjadi pilihannya...

    BalasHapus
  2. hidup sudah pasti.... namun untuk melanjutkan kehidupan menjadi lebih baik adalah pilihan

    BalasHapus